Rabu, 13 Juli 2022

Cara Merawat Sumur Air Zamzam, Ribuan Tahun Tak Pernah Kering


Sumur zamzam tidak pernah mengering sejak zaman Nabi Ismail. Secara ajaib, mata air zamzam keluar saat Nabi Ismail menangis karena kehausan di padang pasir bersama ibunya, Siti Hajar.

Bagi umat Islam, air zamzam yang diambil dari sumur di Masjidil Haram di Makkah, merupakan keajaiban dan hadiah luar biasa dari Allah. Dalam perkembangannya, di abad ke-21, ilmu pengetahuan dan teknologi dilibatkan untuk memastikan bahwa air suci ini aman untuk dikonsumsi manusia, dan terus mengalir untuk memenuhi kebutuhan jutaan peziarah yang mengunjungi Dua Masjid Suci di Makkah dan Madinah setiap tahun.

Sejarawan dan ahli geologi sepakat bahwa sumur Zamzam, yang terletak hanya 20 meter di sebelah timur Kakbah di Masjidil Haram, mungkin berusia setidaknya 4.000 tahun

Sejarah sumur zamzam
Umat muslim percaya, sumur zamzam dibangun di atas mata air yang memancar untuk meringankan penderitaan Hajar dan Ismail, yang ditinggalkan sendirian di padang pasir atas perintah Allah.

Sahih Al-Bukhari abad ke-9, yang dianggap sebagai kumpulan hadits yang paling otoritatif yang merekam ucapan dan ajaran Nabi Muhammad, menceritakan bagaimana Hajar, yang mencari air dengan putus asa, berlari tujuh kali antara bukit Safa dan Marwa sebelum Malaikat Jibril muncul dan menyebabkan air mengalir dari tanah yang tandus.

Dikutip dari Arab News, Rabu (12/7/2022) menurut Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center, nama zamzam berasal dari frasa "zome zome" yang berarti berhenti mengalir, sebuah perintah yang diulang-ulang oleh Hajar saat berupaya menahan mata air itu.

Seiring berjalannya waktu, daerah sekitar sumur menjadi tempat peristirahatan para kafilah, yang akhirnya berkembang menjadi Kota Makkah, kemudian di tahun 570 M menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad.

Di beberapa titik selama era Ottoman, sumur itu tertutup di dalam sebuah bangunan. Selama berabad-abad sumur ini mengalami banyak perubahan sampai akhirnya dihancurkan pada tahun 1964, ketika Mataf atau pelataran Ka'bah harus diperluas agar aman melayani peziarah yang jumlahnya makin meningkat.

Saat itu, sumur ditutup dan bukaannya diposisikan ulang di ruang bawah tanah sedalam 2,5 meter di bawah permukaan. Air zamzam diambil dari sumur seperti biasanya, disedot ke permukaan dalam ember di ujung tali.

Kini, penggunaan pompa listrik dapat menyedot hingga 18,5 liter air zamzam per detik. Corong tua sumur, lengkap dengan katrol dan ember yang menceritakan sejarah ini, bisa dilihat di Museum Arsitektur Dua Masjid Suci (Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture) di Makkah.

Keyakinan berpadu teknologi modern



Air zamzam berasal dari akuifer di bawah Makkah, lapisan alluvium (pasir dan kerikil) di atas batuan pembawa air yang menyerap curah hujan dan limpasan dari perbukitan di sekitar kota.

Pemantauan tingkat air di sumur dan akuifer sekitarnya adalah tanggung jawab Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center. Terlepas dari variasi musiman yang besar dalam curah hujan, dan jumlah peziarah yang terus bertambah, sumur zamzam tidak pernah kering.

Pada tahun 2013, pembukaan King Abdullah bin Abdulaziz Zamzam Water Project (KPZW) yang dibangun dengan biaya SR700 juta, merevolusi cara air dari sumur diekstraksi, dipantau, diolah, dan didistribusikan.

Air dipompa melalui pipa baja tahan karat bawah tanah ke pabrik KPZW di Kudai, lima kilometer di selatan Masjidil Haram. Di sini, air zamzam dimurnikan dan disterilkan, menggunakan filter dan sinar ultraviolet, dan seluruh operasionalnya dikendalikan dan dipantau di ruang kontrol pusat berteknologi tinggi.

Setelah pengolahan, air dipindahkan ke salah satu dari dua reservoir penyimpanan. Yang pertama, di Kudai, memiliki kapasitas 10.000 meter kubik dan memasok air melalui pipa ke air mancur minum di Masjidil Haram di Makkah.

Dari Kudai, armada truk tangki mengangkut hingga 400.000 liter sehari ke King Abdulaziz Sabeel Reservoir di Madinah, yang memiliki kapasitas 16.000 meter kubik dan memasok air ke Masjid Nabawi.

Memastikan air zamzam memenuhi standar internasional tertinggi untuk air minum adalah tanggung jawab Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di bawah arahannya, 100 sampel acak diambil setiap hari dan diuji kemurnian mikrobiologis dan kimianya di laboratorium di dalam Masjidil Haram.

0 comments:

Posting Komentar