Sebagai seorang muslim, tentu kita menegetahui bahwa masjid Al-Aqsha yang terletak di Palestina berbeda dengan masjid-masjid lainnya di dunia. Salah satunya adalah karena masjid Al-Aqsha adalah kiblat pertama kaum muslim dan merupakan tempat Nabi Muhammad isra’ mi’raj untuk menerima perintah tentang solat 5 waktu.
Selain informasi tersebut, mungkin masih banyak muslim yang belum mengetahui seluk-beluk tentang masjid Al-Aqsha ini. Untuk itu mari kita simak penjelasan berikut.
Masjid Al-Aqsha, atau yang sering disebut dengan Baitul Maqdis, merupakan sebuah kompleks yang berada di Kota Lama Yerusalem. Kompleks ini dibangun pada tahun 957 SM oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Kompleks ini sering dikelirukan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Qibli, yang sebenarnya adalah masjid yang berada di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha.
Selain tempat isra’ mi’raj, Masjid Al-Aqsha pernah menjadi kiblat shalat umat Islam selama sekitar empat belas atau tujuh belas bulan setelah peristiwa hijrah ke Madinah pada tahun 624. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Masjid Al-Haram dengan petunjuk dari Allah seperti pengungkapan kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, doa mereka untuk Ka’bah dan Mekkah, upaya mereka membangun Ka’bah, dan perintah membersihkannya untuk digunakan sebagai tempat beribadah kepada Allah. Setelah itu juga diturunkan ayat-ayat Alquran yang memerintahkan umat Islam untuk menghadap ke arah Masjid Al Haram dalam salat mereka.
Umat Islam mengambil alih kepemimpinan Yerusalem dari Romawi Timur pada tahun 637, pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattahab. Baitul Maqdis pada saat itu masih dalam keadaan tidak terawat. Umar menemukan Batu Fondasi yang diyakini sebagai titik pijakan Nabi Muhammad ketika naik ke surga. Lalu ketika masa kekhalifahan Umayyah, mulai didirikan beberapa bangunan di tanah Masjid Al Aqsha. Pada tahun 691, didirikan sebuah bangunan segi delapan berkubah yang menaungi Batu Fondasi oleh Khalifah Abdul Malik. Bangunan itu yang kemudian dikenal dengan Kubah Shakhrah.
Pada tahun 1099, setelah kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama, kepemimpinan Yerusalem beralih ke tangan umat Kristen. Setelah peristiwa ini, Kerajaan Kristen Yerusalem didirikan. Jami’ Al Aqsha diubah menjadi istana kerajaan dengan nama Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo) dan Kubah Shakhrah diubah menjadi gereja dengan nama Templum Domini (Kuil atau Bait Tuhan). Namun umat Islam dapat mengambil kembali kepemimpinan Yerusalem pada tahun 1187 setelah kemenangan Salahuddin Al Ayyubi. Semua jejak dan bekas peribadahan Kristen di Masjid Al Aqsha dihilangkan dan kompleks tersebut kembali kepada kegunaan asalnya. Kewenangan umat Islam terhadap Masjid Al Aqsha cenderung tanpa gangguan hingga lepasnya wilayahnya Palestina dari Utsmaniyyah.
Setelah Perang Enam Hari yang berlangsung dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 10 bulan Juni 1967, pemerintah Israel mengambil alih kepemimpinan Kota Lama Yerusalem, termasuk di dalamnya Masjid Al Aqsha. Sejak saat itu mulai banyak gangguan-gangguan dari orang yang berusaha menghancurkan bangunan yang ada di Masjid Al-Aqsha. Contoh dari gangguan tersebut adalah seorang warga negara Australia berusaha membakar Jami’ Al Aqsha padaJuni 1969, kelompok yang dipimpin Yoel Lerner merancang makar untuk meledakkan Kubah Shakhrah dan Jami’ Al Aqsha pada tahun 1974, 1977, dan 1983, pasukan Israel yang berpatroli di daerah tersebut memblokir jamaah untuk masuk ke Al Aqsha dan penembakkan gas air mata kepada jamaah wanita pada 8 Oktober 1990, dan masih banyak lagi.
Antara tahun 1992 sampai 1994, pemerintah Yordania melapisi kubah dari Kubah Shakhrah dengan 5.000 pelat emas. Mimbar Shalahuddin juga dipulihkan. Perbaikan ini diperintahkan Husain, Raja Yordania, dengan anggaran pribadi sebanyak $8 juta.
Majid Al-Aqsha selain dikenal juga sebagai Baitul Maqdis mempunyai 20 nama lainnya seperti Majid Elia, Baitul Al-Qudus, uri Salem, Shil’un, Al-Mahfuzah, dan lainnya.
Luas keseluruhan kompleks Masjid Al Aqsha adalah sekitar 144.000 meter persegi dan dapat menampung 400.000 jamaah. Beberapa bangunan yang terdapat dalam Masjid Al Aqsha adalah Masjid al-Qibli, Masjid Kubah ash-Shakhah, Musala Al-Marwani yang berada di bawah tanah, Masjid al-Aqsha al-Qadim yang berada di bawah Masijd al-Qibli, Masjid al-Buraq yang berada si bawah tanah, Masjid al-Maghribah, dan Masjid an-Nisa.
Masjid al-Qibli adalah tempat shalat yang berada di Masjid Al Aqsha bagian selatan dan di bawah Masjid Ciri khas dari bangunan ini adalah kubah biru keabu-abuannya. Masjid ini dapat menapung sekitar 5000 jamaah.
Kubah Shakhrah adalah bangunan berbentuk persegi delapan dan berkubah emas. Bagunan ini menaugi shakhrah (batu) yang merupakan tempat paling suci dalam kepercayaan Yahudi karena diyakini sebagai tempat dimana Nabi Ibrahim hendak mengorbakna Nabi Ismail. Menurut beberapa pendapat, batu ini juga merupakan titik Nabi Muhammad SAW berpijak untuk menuju ke langit pada peristiwa Isra’ Mi’raj. Kubah Shakhrah juga merupakan salah satu bagunan Islam tertua di dunia yang selesai dibangun pada tahun 692 M pada masa kepemimpinan Dinasti Ummayah.
Mushala Al marwani digunakan sebagai tempat shalat yang terletak di bawah tanah. Tempat ini merupakan tempat terluas di komplek Masjid al-Aqsha yang mempunyai daya tampung hingga 10.000 jamaah. Tempat ini dahulu merupakan penamppungan air yang dibangun pada masa kekaisaran Romawi abad kedua.
Masjid al-aqha al-Qadim terletak dibawah masjid al-Qibli. Tujuan dibangunnya masjid ini adalah untuk meratakan sisi selatan halaman al-Aqsha agar sama dengan sisi utara. Masjid ini dapat menampung sebanyak 1000 jamaah.
Masjid al-Buraq terletak di barat daya Masjid al-Aqsha. Dinamakan al-Buraq karena diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW meletakkan kendaraannya pada peristiwa Isra’ Mi’raj yakni Buraq.
Masjid an-nisa merupakan bangunan yang terletak di sisi barat masjid al-Qibli, bangunannya terbentang hingga dinding barat masjid al-Aqsha. Pada masa pemerintahan Shalahuddin, tempat ini dijadikan tempat salat untuk perempuan. Kini masjid an-Nisa dibagi menjadi tiga bagian, yakni yang pertama sebagai tambahan bagian museum, yag kedua utnuk perpustakaan umum, dan yang ketiga untuk gudang.
Untuk masuk ke dalam kompleks Masjid al-Aqsha terdapat 15 pintu masuk, yang 5 diantaranya sudah tertutup dinding sejak zaman Shalahuddin. Nama 15 pintu tersebut adalah pintu al-Asbat, Pintu Hizzah, Pintu al-Atam, Pintu al-Gawanimah, Pintu an-Nazir, Pintu al-Hadid, Pintu al-Qatanin, Pintu al-Mitharah, Pintu as-Silsilah, Pintu al-Magharibah, Pintu al-Janaiz, Pintu ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu al-Munfarid. Pintu-pintu yang telah ditutup adalah Pintu al-Janaiz, Pintu ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu al-Munfarid.
Selain bangunannya dan sejarahnya yang istimewa, Masjid Al-Asha ini beberapa memiliki kemuliaan yang telah disebutkan dalam Al-Quran. Kemuliaan yang pertama adalah masjid ini disebutkan secara langsung atau tektual dalam Al-Quran, yakni dalam Surah Al-Isra ayat 1. Di dalam ayat tersebut disebutkan bahwa telah diberkahi sekeliling masjid al-Haram dan masjid al-Asha. Kedua adalah dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pahala orang yang salat di Masjid al-Aqsha lebih banyak dibandingkan salat di masjid lainnya (selain Masjid al-Haram dan an-Nabawi). Rasulllah SAW dalam sebuah riwayat menyebutkan pahala orang yang salah di Masjid al-aqsha adalah lima ratus kali salat.
Sedangkan menurut kepercayaan Yahudi, tempat yang sekarang menjadi Masjid Al Aqsa juga dipercaya menjadi tempat berdirinya Bait Suci pada masa lalu. Berdasarkan sumber Yahudi, Bait Suci pertama dibangun oleh Sulaiman (Salomo) putra Dawud (Daud) pada tahun 957 SM dan dihancurkan Babilonia pada 586 SM. Bait Suci kedua dibangun pada tahun 516 SM dan dihancurkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 M. Umat Yahudi dan Kristen juga percaya bahwa peristiwa Ibrahim (Abraham) yang hendak menyembelih putranya, Ishak, juga dilakukan di tempat ini. Masjid Al Aqsa juga memiliki kaitan erat dengan para nabi dan tokoh Bani Israel yang juga disucikan dan dihormati dalam ketiga agama.
Pada masa kepemimpinan Dinasti Ummayyah, para khalifah memerintahkan berbagai pembangunan di kompleks Masjidil Aqsha yang kemudian menghasilkan berbagai bangunan yang masih bertahan hingga saat ini, di antaranya adalah Jami’ Al Aqsa dan Kubah Shakhrah. Kubah Shakhrah sendiri diselesaikan pada tahun 692 M, menjadikannya sebagai salah satu bangunan Islam tertua di dunia.
Kelima kitab dalam Taurat adalah:
· Kitab Kejadian, bahasa Latin: Genesis, bahasa Ibrani: beresyit
· Kitab Keluaran, bahasa Latin: Exodus, bahasa Ibrani syemot
· Kitab Imamat, bahasa Latin: Leviticus, bahasa Ibrani wayiqra
· Kitab Bilangan, bahasa Latin: Numerii, bahasa Ibrani bemidbar dan
· Kitab Ulangan, bahasa Latin: Deuteronomium, bahasa Ibrani debarim.
– 403 tahun kemudian Israel mulai masuk ke al-Quds bersama raja Daud.
– 33 tahun Daud memerintah al-Quds, setelah itu diganti dengan raja Sulaiman.
– 4 tahun kemudian mulai proyek pendirian ma’bad suci oleh Sulaiman.
a. Yang besar dari setiap sesuatu,
b. Kuda yang panjang, kata Al-Laits.
c. Yang tebal, yang gemuk
d. Yang besar dari hewan, kata Ibnu Syumail.
e. Bangunan yang tinggi menyerupai hewan yang panjang, kata Azhari.
f. Kuda yang panjang dan besar,
g. Tumbuhan yang panjang, besar dan berlebihan, kata Abu Hanifah.
h. Rumah untuk orang nasrani, di dalamnya terdapat patung dengan rupa Maryam.
i. Dalam kitab al-Muhkam[12]: mengartikan kata “haikal” dengan rumah untuk orang nasrani, di dalamnya terdapat gambar Maryam dan Isa ‘alaihimas salam.
j. Bangunan yang mulia,
k. Rumah patung. [13]
2. Dalam kitab Taju al-‘Arus min Jawahiri Al-Qamus karya Muhammad Murtadha Az-Zabidi (tahun 1145-1205 H./1732-1790 M.), beliau mengartikan kata “haikal” dengan beberapa makna, diantaranya:
a. Yang besar dari setiap sesuatu,
b. Kuda yang panjang dan tinggi, kata Al-Laits.
c. Yang besar dari setiap hewan, kata Ibnu Syumail.
d. Kuda yang tinggi, kata Az-Zamakhsyari dalam kitab Al-Asas,
e. Tumbuhan yang panjang, besar dan berlebihan, kata Abu Hanifah.
f. Rumah untuk orang nasrani, di dalamnya terdapat patung dengan rupa Maryam.
g. Ditambahkan dalam kitab al-Muhkam: rumah untuk orang nasrani, di dalamnya terdapat gambar Maryam dan Isa ‘alaihimas salam.
h. Bangunan yang mulia. [14]
Saat kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama pada tahun 1099, pengelolaan Masjidil Aqsha lepas dari tangan umat Islam. Jami’ Al Aqsa diubah menjadi istana dan dinamakan Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo). Sedangkan Kubah Shakhrah diubah menjadi gereja dan dinamakan Templum Domini atau Kuil Tuhan. Masjidil Aqsa menjadi salah satu lambang penting di Yerusalem dan gambar Kubah Batu tercetak dalam koin yang dikeluarkan oleh Kerajaan Kristen Yerusalem. Masjidil Aqsha dikembalikan fungsinya seperti semula setelah umat Islam berhasil mengambil alih kepemimpinan kompleks ini pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Setelah itu, umat Islam mengelola Masjidil Aqsha sebagai wakaf tanpa gangguan hingga pendudukan Israel atas Yerusalem pada 1967.
- Pengadilan al-Masih yang memvonisnya dengan hukuman mati dengan cara disalib. Pengadilan ini berada di halaman madrasah al-Umariyah yang berhimpitan dengan masjid al-Aqsha dari sisi barat laut.
- Penjara al-Masih, peletakan mahkota berduri di kepalanya dan tempat awal dibawanya salib.
- Tempat jatuh al-Masih pertama kali.
- Tempat al-Masih melihat ibunya, Maryam.
- Tempat Simon membantu al-Masih mengangkat salib.
- Tempat dibasuhnya wajah al-Masih oleh Veronika.
- Tempat jatuhnya al-Masih untuk kedua kalinya.
- Tempat dialognya al-Masih dengan anak-anak perempuan Jerusalem.
- Tempat jatuhnya al-Masih untuk ketiga kalinya.
- Tempat dibukanya pakaian al-Masih.
- Tempat dipanteknya anggota tubuh al-Masih dengan paku.
- Tempat disalibnya al-Masih.
- Tempat diturunkannya jasad al-Masih dari tiang salib.
- Tempat dikuburnya al-Masih (Holy Sepulchre)
[1]Dinukil dari Wikipedia: W.S. Lasor.D.A.Hubbard.1993, Pengantar Perjanjian Lama 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.93.
[2]Kitab Kejadian 15: 18-21
[3]Kitab al-Madkhal ila Dirasati al-Masjid al-Aqsha, Dr. Abdullah Ma’ruf Umar, hal. 137-138.
[4]Kitab Kejadian 25: 9-10
[5]Kitab Kejadian 28: 12-15
[6]Kitab Kejadian 28: 19
[7]Kitab Kejadian 14: 18
[8] Kitab al-Madkhal ila Dirasati al-Masjid al-Aqsha, Dr. Abdullah Ma’ruf Umar, hal. 138
[9]Kitab 2 Samuel 5: 6-10
[10]Kitab 1 Raja-raja 6: 1
[11]Kitab 1 Raja-raja 6: 37-38
[12]Karya Ibnu Sayyidah (398-458 H./1007-1065 M.)
[13]Kitab Lisan al-Arab, Ibnu Manzur Vol. 9 hal. 112-113.
[14]Kitab Taju al-Arus, Az-Zabidi Vol. 31 hal. 143-144
[15]Kitab al-Mu’jam al-Wasith, hal. 990.
[16]Jerusalem: Satu Kota Tiga Iman, hal. 310
0 comments:
Posting Komentar